Berikut ini adalah nasihat al-Hasan al-Bashri kepada Umar bin Abdul Aziz, salah seorang khalifah yang shaleh dari Bani Umayyah. Al-Hasan menasihati beliau tentang hakikat dunia, karena bisa jadi seseorang yang shaleh pun tergelicir ketika memegang kekuasaan tertinggi dan dia membutuhkan nasihat yang mengingatkannya. Apalagi jabatan yang dipegang oleh Umar adalah jabatan yang sangat besar, karena ia adalah salah satu raja yang memegang wilayah terbesar di dunia. Godaan, ambisi, fitnah dunia, dan keinginan untuk menikmatinya bisa saja muncul kala itu.
Al-Hasan al-Bashri menulis surat kepada Umar bin Abdul Aziz, isi
surat tersebut menjelaskan tentang hakikat dunia. Teks surat tersebut
adalah sebagai berikut:
Amma ba’du.. Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dunia adalah rumah persinggahan dan perpindahan bukan rumah tinggal selamanya.
Adam diturunkan ke dunia dari surga sebagai hukuman atasnya, maka
berhati-hatilah. Sesungguhnya orang yang berhasrat kepada dunia akan
meninggalkannya, orang yang kaya di dunia adalah orang yang miskin
(dibanding akhirat), penduduk dunia yang berbahagia adalah orang yang
tidak berlebih-lebihan di dalamnya. Jika orang yang berakal lagi cerdik
mencermatinya, maka dia melihatnya menghinakan orang yang memuliakannya,
mencerai-beraikan orang yang mengumpulkannya. Dunia layaknya racun,
siapa yang tidak mengetahuinya akan memakannya, siapa yang tidak
mengetahuinya akan berambisi kepadanya, padahal, demi Allah itulah letak
kebinasaannya.
Wahai Amirul Mukminin, jadilah seperti orang yang tengah mengobati
lukanya, dia menahan pedih sesaat karena dia tidak ingin memikul
penderitaan panjang. Bersabar di atas penderitaan dunia lebih ringan
daripada memikul ujiannya. Orang yang cerdas adalah orang yang
berhati-hati terhadap godaan dunia. Dunia seperti pengantin, mata-mata
melihat kepadanya, hati terjerat dengannya, pada dia, demi Dzat yang
mengutus Muhammad dengan kebenaran, adalah pembunuh bagi siapa yang
menikahinya.
Wahai Amirul Mukminin, berhati-hatilah terhadap
perangkap kebinasaannya, waspadailah keburukannya. Kemakmurannya
bersambung dengan kesengsaraan dan penderitaan, kelanggengan membawa
kepada kebinasaan dan kefanaan. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, bahwa
angan-angannya palsu, harapannya batil, kejernihannya keruh,
kehidupannya penderitaan, orang yang meninggalkannya adalah orang yang
dibimbing taufik, dan orang yang berpegang padanya adalaah celaka lago
tenggelam. Orang yang cerdik lagi pandai adalah orang yang takut kepada
apa yang dijadikan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menimbulkan
rasa takut, mewaspadai apa yang Allah telah peringatkan, berlari
meninggalkan rumah fana kepada rumah yang abadi, keyakinan ini akan
sangat terasa ketika kematian menjelang.
Dunia wahai Amirul Mukminin, adalah rumah
hukuman, siapa yag tidak berakal mengumpulkan untuknya, siapa yang tidak
berilmu tentangnya akan terkecoh, sementara orang yang tegas lagi
berakal adalah orang yang hidup di dunia seperti orang yang mengobati
sakitnya, dia menahan diri dari pahitnya obat karena dia berharap
kesembuhan, dia takut kepada buruknya akibat di akhirat.
Dunia wahai Amirul Mukminin, demi Allah hanya
mimpi, sedangkan akhirat adalah nyata, di antara keduanya adalah
kematian. Para hamba berada dalam mimpi yang melenakan, sesungguhnya aku
berkata kepadamu wahai Amirul Mukminin apa yang dikatakan oleh seorang
laki-laki bijak,
‘Jika kamu selamat, maka kamu selamat dari huru-hara besar itu. Jika tidak, maka aku tidak mengira dirimu akan selamat’.
Ketika surat al-Hasan al-Bashri ini sampai ke
tangan Umar bin Abdul Aziz, beliau menangis sesenggukan sehingga
orang-orang yang ada di sekitarnya merasa kasihan kepadanya. Umar
mengatakan, “Semoga Allah merahmati al-Hasan al-Bashri, beliau terus
membangunkan kami dari tidur dan mengingatkan kami dari kelalaian.
Sungguh sangat mengagumkan, beliau adalah laki-laki yang penuh kasih
terhadap kami (pemimpin), beliau begitu tulus kepada kami. Beliau adalah
seorang pemberi nasihat yang sangat jujur dan sangat fasih bahasanya.”
Umar bin Abdul Aziz membalas surat al-Hasan dengan mengatakan:
“Nasihat-nasihat Anda yang berharga telah
sampai kepadaku, aku pun mengobati diriku dengan nasihat tersebut. Anda
menjelaskan dunia dengan sifat-sifatnya yang hakiki, orang yang pintar
adalah orang yang selalu berhati-hati terhadap dunia, seolah-olah
penduduknya yang telah ditetapkan kematian sudah mati. Wassalamu’alaikum
warahmatullah wabarakatuh.”
Ketika balasan Umar sampai di tangan al-Hasan,
beliau berkata, “Amirul Mukminin benar-benar mengagumkan, seorang
laki-laki yang berkata benar dan menerima nasihat. Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengagungkan nikmat dengan kepemimpinannya, merahmati umat
dengan kekuasaannya, menjadikannya rahmat dan berkah.”
Al-Hasan al-Bashri menulis sedikit lagi pesan kepada Umar bin Abdul Aziz dengan mengatakan:
“Amma ba’du, sesungguhnya ketakutan besar dan
perkara yang dicari ada di depanmu, dan engkau pasti akan
menyaksikannya, selamat atau celak.” (Az-Zuhd, al-Hasan al-Bashri,
Hal.169).
Sumber: Perjalanan Hidup Khalifah Yang Agung,
Umar bin Abdul Aziz, Ulama dan Pemimpin Yang Adil ditulis oleh DR. Ali
Muhammad ash-Shalabi. Diterbitkan oleh Darul Haq.
Kunjungi Saya
Mari saling berbagi demi kemshlahatan bersama